Selasa, 04 Oktober 2011

Walikota: Kadis Pendidikan Pasti Diganti, tapi Tidak Sekarang

Medan, (Analisa). Walikota Medan, Drs Rahudman Harahap, MM mengatakan Kadis Pendidikan Kota Medan, Drs Hasan Basri, MM pasti diganti tapi pergantian tidak sekarang. "Mau mengganti atau tidak hak prerogatif saya. Maka tanya saya, jangan tanya orang. Pasti kuganti si Hasan karena dia sudah lama di situ, tapi kan saya yang mengatur kapan," kata Rahudman Harahap ketika memberikan sambutan pada Seminar Nasional Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai Standar Pendidikan Global dengan Higher Learning (HL) di Emerald Garden Medan, Kamis (29/9).
Walikota mengaku soal pergantian Kadis Pendidikan adalah 100 persen benar. "Ya, itu pasti kenapa saya harus berbohong, karena dia juga sudah 7 tahun di situ (dinas pendidikan-red) melebihi priode walikota. Tapi apapun yang dilakukan beliau harus dihargai karena ada juga yang baik terobosan yang dilakukan,"puji Walikota disambut aplaus hadirin yang memadati ruang pertemuan itu.

Walikota menegaskan, selama ini tidak ada mengatakan adanya pergantian tapi berita-berita di media masa yang mengatakan "Koran yang bilang, koran yang bilang, saya tidak ada mengatakan tapi pasti ada penyegaran tapi bukan sekarang,"ucapnya berkali-kali saat didesak sejumlah wartawan.

Menurutnya, jabatan harus disyukur, tapi di Pemko Medan ada juga orang yang terkadang diberi jabatan tapi tidak disyukuri. Misalnya, ada yang ingin di dinas ini, tapi diberi dinas yang lain. "Untung ku kasih daripada tidak ada," ucap Rahudman mengkritisi sejumlah bawahannya yang tidak bersyukur.

Jangan Karena Kontraprestasi

Sementara Kadis Pendidikan Kota Medan, Drs Hasan Basri, MM menyikapi soal pergantian dirinya semua dikembalikan kepada Walikota Medan sebagai pimpinannya. Tapi dia meminta agar pergantian tersebut tidak disebabkan kontraprestasi karena selama ini sudah ada prestasi yang dibuat. "Sejelek-jeleknya saya sudah ada juga prestasi yang saya bangun, jangan gara-gara masalah seperti itu hilang semua. Artinya tidak membangun hubungan baik,"kata Rahudman.

Hasan malah bertanya kepada wartawan. Apa seharusnya tindakan yang tepat untuk siswa yang sudah belajar dengan tenang ditinjau secara psikologis. "Kalau secara juknis harusnya,"tanya meneruskan jawaban. Tapi semua karena kebijakan pihak tertentu sehingga siswa jadi korban, kebijakan pun pasti ada akar masalah."Ada penyebab makanya kita tidak punya keinginan anak-anak resah, yang sudah belajar biar mereka belajar, kita melihat guru sudah cukup, ruangan sudah ada,"katanya.

Saat ditanya sistem 100 persen berdasarkan hasil UN sudah tepat. Hasan menjelaskan, sistem ini sebenarnya bagus, tapi masyarakat belum siap. Dia minta sistem ini menjadi sosialisasi tahun ini dan tahun depan semua orang untuk menahan diri untuk tidak melakukan intervensi, karena sekolah tidak begitu kuat. "Bukan kepala dinas yang mengintervensi semua orang bisa kalau dia punya pengaruh, jadi kepala sekolah melihat ada peluang karena sudah ada siswa, sudah ada guru dan ada keinginan pihak-pihak lain membantu,"katanya.

Dia menegaskan, petunjuk teknis (juknis) jangan ‘paku mati’karena juknis dirancang 100 persen berjalan mulus tidak akan masuk akal juga. "Justru itu yang kita lihat, mengapa ini terjadi karena ada kontribusi. Ada siswa yang datang dan membangun kelas. Selama ini kita belum punya kemampuan membangun, belum ada dalam rencana karena ada prioritas lain.Sekarang mereka datang dan membantu ruang kelas. Apakah itu harus kita keluarkan kalau berpedoman dengan juknis, mereka kan anak-anak kita. Guru tidak ada masalah,kepala sekolah juga bisa mengatasi masalah. Jadi tidak ada persoalan sebenarnya,"ucap Hasan enteng.

Saat ditanya semua ulah Kadis Pendidikan. Hasan menegaskan, itu hanya isu dan belum bisa jadi pembenaran.

"Tidak dari kita semuanya. tidak ada intervensi dari kita, siapa datang bilang dengan kepala sekolah, keberanian milik mereka, dan kewenangan juga milik mereka. Mereka itu harus berani,"katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar